Rabu, 19 Maret 2008

Kata-Kata Bijak

Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita––kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif –– Fyodor Dostoyevsky (1821–1881), Novelis Rusia


Visi saja tidaklah cukup. Ia harus digabungkan dengan perjuangan nyata. Tidaklah cukup hanya dengan memandang anak tangga, kita harus menapakinya -- Vaclav Havel, Sastrawan-Penulis-Presiden Pertama Rep Ceko


Pancasila sudah bulat dan menjadi prinsip dalam kehidupan bernegara kita. Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Jika perda atau peraturan yang bernuansa syariat Islam terus berkembang, maka jangan heran kalau suatu hari nanti ada saudara kita yang mengatakan kami tidak bisa bersama dengan Indonesia lagi — Akbar Tandjung, 24 Juni 2006


Pembangunan konvensional yang tidak mengakomodasi aspek lingkungan di satu pihak berhasil menaikkan produksi barang dan jasa secara melimpah, tetapi di pihak lain menimbulkan ketimpangan pendapatan penduduk antar dan dalam negara— Emil Salim, Maret 2006


Harus ada upaya menguranginya, demi tercapainya keadilan dan pemerataan. Jakarta mungkin akan dikenang sebagai kota yang berabad-abad turut menjadi masalah bagi Indonesia selama ini, bukannya menjadi solusi dari masalah demi masalah itu— Indra J. Piliang, 24 Februari 2006


RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi tersebut berangkat dari cara pandang yang sesat dan prasangka atau tuduhan bahwa perilaku kaum hawa menjadi penyebab kerusakan moral bangsa ini— Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, 8 Maret 2006.


Kami pada umumnya bergantung kepada Barat, tidak hanya secara ilmiah melainkan juga secara kebudayaan. Kami kaum cendekiawan Indonesia jauh lebih dekat dengan Eropa atau Amerika daripada kebudayaan Islam purba dari Jawa atau Sumatera— Sutan Sjahrir


A nation that is capable of limitless sacrifice is capable of rising to limitless heights. The purer the sacrifice, the quicker the progress— Mahatma Gandhi


Negara yang lama tumbang dan negara yang baru timbul kalau yang lama itu tak sanggup lagi memajukan kelas baru dalam masyarakat, yakni mereka yang selama ini tertindas dapat berorganisasi dan berjuang— Tan Malaka, 1942


Lalu ada seorang laki-laki yang kami pungut dari selokan, sebagian badannya sudah dimakan ulat, dan setelah kami rawat ia hanya berkata: "Saya telah hidup seperti hewan di jalan, tetapi saya akan mati seperti malaikat, dikasihi dan dipedulikan." Dan orang itu pun mati. Begitu indah melihat orang berjiwa besar yang tidak mempersalahkan siapapun, tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Inilah jiwa yang besar dari orang-orang yang kaya secara rohani tetapi miskin secara materi. — Ibu Teresa dari Kalkuta (1910-1997).

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda